Informasi
akan keberadaan sebuah kapal yang
tenggelam di Pulau Sagori sudah lama terdengar. Masyarakat di Kabaena meyakini
bahwa bangkai kapal tersebut merupakan kapal dagang milik VOC (Vereenigde
Oost Indische Compagnie) atau Pereseritakan Dagang Hindia Timur. Hingga saat ini, kapal tersebut masih terlihat
dan karam di sebelah barat pulau, berjarak 3 mil dari pulau Sagori.
Ilustrasi letak Kapal di Pulau Sagori |
Pulau Sagori |
Rasa
penasaran dan keingin tahuan akan kebenaran informasi tersebut, membawa saya untuk pergi melihat langsung kapal yang dimaksud. Pulau Sagori sendiri terletak di pesisir barat pulau Kabaena dan masuk wilayah administrasi
Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Letak Pulau Sagori |
Awalnya, sangat susah mendapatkan izin untuk melihat langsung bangkai kapal tersebut. Hal
ini dikarenakan masyarakat di Kabaena sudah terlanjur memistikannya. Konon kabarnya
di dalam kapal tersebut terdapat ikan kurapu berukuran besar. Selain
itu, terderpat “imbu” (gurita besar) yang menjaga kapal tersebut. Sedangkan warga yang tinggal di pulau Sagori mempercayai bahwa akan terjadi musibah jika ada
yang datang mengambil besi kapal tersebut. Menurut kepala dusun di Sagori, pernah terjadi kejadian yakni laut yang awalnya begitu teduh
tibah-tiba berubah menjadi bergelombang tinggi. Ternyata, ada sebuah kapal yang berusaha mengambil besi kapal tersebut. Setelah di
usir dan kapal tersebut pergi, laut yang bergelombang tadi
kembali teduh.
Keberadaan Kapal VOC Di Pulau Sagori
Informasi
akan keberadaan kapal VOC di pulau Kabaena di tulis oleh oleh Horst H. Liabner,
seorang peneliti bidang budaya dan sejarah bahari yang meneliti naskah sejara
Belanda akan kecalakaan kapal dagang VOC di Pulau Kabaena. Disebutkan bahwa, tragedi tengelamnya kapal dagang VOC di Pulau Kabaena terjadi
pada
rentang waktu Maret-Mei 1650, tepatnya di Pulau Sagori. Kapal-kapal tersebut berlayar
dari Batavia (sekarang Jakarta) menuju Ternate dengan membawa serdadu, perlengkapan, dan perbekalan. Lima buah kapal pada saat itu yang beriringan
berlayar yakni Kapal trijger, Borgen op Zoom, Luijpaert, Aechtekercke,
dan De joffer. Kapal-kapal tersebut kemudian kandas di gusung karang yang pada saat itu baru
dikenal sebagai Sagori. Karamnya kapal dikarenakan keluar dari jalur pelayaran untuk menghindari pulau
Buton yang merupakan pelayaran jalur armada.
Seluruh penumpang dari kelima kapal tersebut berhasil diselamatkan
bersama muatanya. Namun Kapal dibiarkan dan ditinggalkan karam
di atas karang Sagori.
Kapal VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) |
Dari hasil penelitian tersebut, mengungkapkan adanya kapal dagang VOC yang karam di pulau
Sagori. Namun tidak
menyebutkan posisi dan letak akan kebaradaan
lima buah kapal tersebut.
Dari
hasil pengamatan langsung kapal yang diyakini sebagai Kapal VOC tersebut, dijumpai bahwa kapal tersebut bermaterialkan besi. Mempunyai panjang kisaran 50 meter dan
lebar tengah kapal kisaran 8 -10 meter. Bentuk kapal masih berbentuk namun tinggal rangka deck yang terlihat. Lambung kapal bertipe V. Ditengah-tengah kapal terdapat tiang-tiang
besi, mengkin merupakan tempat kemudi atau corong asap.
Di bagian belakang tiang kapal, terdapat sebuah bongkahan besi berbentuk
setengah lingkaran yang melekat pada deck kapal. Kapal ini tergeletak di kedalaman 5 meter, karena sedimentasi sehingga kapal ini mulai tertimbun oleh pasir. Pada saat surut beberapa bagian dari kapal akan terekspos. Jarak dari
tubir karang kisaran 50 meter, lambung
kapal menghadap ke arah timur. Propeler kapal juga masih dapat dijumpai namun
tinggal satu daun. Diperkirakan kapal tersebut menabrak karang dan kemudain tenggelam. Namun karena hempasan ombak yang
terus-menerus sehingga kapal tersebut bergesar sampai ke area dangkalan.
Kapal yang diyakini Sebagai Bangkai Kapal VOC |
Benarkah kapal tersebut adalah Kapal dagang VOC?
Untuk
menemukan jawaban akan hal tersebut, saya mencari sumber informasi tentang kapal yang saya liat tersebut. Dari hasil berselancar di dunia maya, saya tidak banyak mendapatkan informasi
tentang keberadaan kapal yang di diduga kapal VOC tersebut. Semua tulisan yang
saya baca meyakini bahwa kapal tersebut
merupakan bangkai kapal dagang Hindia
Belanda. Informasi yang paling mendekati adalah tenggelamnya sebuah kapal perang Jepang
yang bernama HIJMS Kasagi. Namun kapal tersebut tenggelam sekitar 25 mil dari
pulau Kabaena. Kapal ini tenggelam pada tahun 1943 di laut flores yang berhadapan
dengan pulau Kabaena dikarenakan terkena torpedo musuh.
Tidak
adanya sumber informasi tersebut, lalu saya
mencari referensi tentang sejarah datangnya
VOC ke Indonesia dan jenis kapal yang digunakan pada zaman itu. Dari literarur yang ada,
menyebutkan bahwa VOC masuk ke Indonesia pada abad ke- 16 atau di tahun 1602. Namun karena mengalami
kebangrutan, kemudian persekutuan dagang
tersebut di bubarkan pada tahun 1799 atau di akhir abad ke -17. Jenis kapal yang digunakan VOC untuk berlayar mengelilingi Nusantara pada saat itu adalah kapal layar bertiang yang di gerakan
oleh tenaga angin. Baru Pada abad ke-19, Kapal mulai berkembang yang tandinya dari kapal layar menjadi kapal bertenaga uap setelah ditemukannya mesin uap oleh
James Watt yang memunculkan revolusi industri di Ingris. Kapal-kapal pada abad
itu digerakan oleh tenaga mesin uap yang menggerakan propeller dengan
rangka penyusunya terbuat dari besi/baja.
Horst H. Liabner menyebutkan bahwa ada lima buah kapal yang tengglam di Pulau Sagori yakni trijger,
Borgen op Zoom, Luijpaert, Aechtekercke,
dan De joff. Di situs wrecksite.eu, yang merupakan situs yang memuat databes akan keberadaan kapal-kapal yang tenggelam di seluruh dunia menyebutkan bahwa Borgen op Zoom merupakan perahu tipe yatch yang dibuat pada tahun 1640 dengan
beban berat 300 ton. Perahu ini terbuat dari material Kayu.
http://www.wrecksite.eu/wreck.aspx?17652 |
Gambar. Kapal Borgen op
Zoom VOC
Dari
hasil pengamatan langsung dan sumber referensi yang ada, simpulan saya adalah kapal yang terlihat karam di pulau Sagori tersebut bukan bangkai kapal VOC. Saya percaya dan menyakini bahwa terdapat bangkai Kapal dagang VOC di Pulau Sagori, namun bukan
kapal yang dimaksud masyarakat di Pulau Kabaena. Hingga
saat ini, saya belum mendapatkan informasi akan jenis kapal yang karam di pulau Sagori tersebut.
Dan
pada akhirnya misteri akan ke angkeran laut Pulau Kabaena yang menjadi kuburan
kapal-kapal semakin nyata adanya. Laut Kabaena yang hingga saat ini merupakan jalur pelayaran Nasional, menjadi momok menakutkan bagi setiap pelaut yang akan menuju kearah timur Indonesia. Tidak salah rasanya jika laut Kabaena di juluki juga sebagai Segitiga Bermudanya Indonesia. Bahkan versi salah satu program TV Swasta nasional
yakni "On The Spot" menyebutkan bahwa laut Kabaena menjadi salah satu laut terangker di Indonesia.